Pada teori arsitektur, titik merupakan pernanda sebuah posisi dalam ruang. Secara konsep, titik bersifat statis, terpusat dan tidak memiliki arah. Sebagai unsur utama di dalam bentuk, maka sebuah titik dapat digunakan untuk menandai kedua ujung sebuah garis, persilangan antara dua garis, pertemuan garis-garis di ujung sebuah bidang atau ruang, dan juga titik pusat sebuah daerah.
Sebuah titik tidak memiliki dimensi. Untuk memperlihatkan keberadaan sebuah titik didalam suatu ruang atau diatas permukaan tanah, maka titik itu harus diproyeksikan secara vertikal menjadi suatu bentuk linier, seperti sebuah kolom, tugu, menara bahkan atap. Setiap elemen dalam denah akan terlihat sebagai sebuah titik dan mengandung sebuah ciri visual sebuah titik.
Dalam rangka atap baja ringan, ada kondisi titik kritis dimana harus dilewati yang nantinya akan menentukan kekuatan dari atap itu sendiri, salah satunya adalah proses erection yaitu dimana proses setelah perakitan dibawa menuju pemasangan di atas ring balk.
Kondisi kritis ini, belum sepenuhnya terjadi karena ada kemungkinan kuda–kuda menjadi patah dikarenakan belum menjadi satu kesatuan dengan kuda kuda lainnya masih bentuk satu kuda-kuda saja. Disini dibutuhkan pengalaman empiris untuk melewati kondisi kritis ini, artinya jika sudah melewati kritis ini (kuda-kuda sudah berdiri diatas footplate yang bertopang pada ring balk) maka satu tahap sudah terlewati. Proses selanjutnya adalah pemasangan elemen lainnya bisa dilakukan, seperti pemasangan Hip Rafter, Jack Rafter, dan Reng.
Kondisi kritis selanjutnya adalah terjadi sesudah rangka atap terpasang yaitu ketika pekerjaan pemasangan penutup atap. Ini menjadi kondisi titik kritis yang akan berakibat pada gagalnya struktur ketika terjadi penumpukan. Karena atap terutama rangka atap baja ringan di desain secara utuh dengan alokasi beban genteng.
Struktur rangka atap baja ringan yang memakai sistem rangka yang dimana garis sumbu batang harus lurus dan masing-masing hanya menerima gaya tekan atau tarikan. Lalu garis sumbu batang bertemu titik simpul yang bekerja sebagai engsel. Sehingga beban pada konstruksi rangka atap baja ringan hanya bekerja pada titik simpul.
Jika terjadi diluar titik simpul maka kemungkinan terjadi gagal konstruksi akan besar, maka harus dipastikan bahwa setiap pertemuan web bertemu pada titik simpul yang benar. Untuk menghindari kegagalan struktur karena kondisi titik kritis pada saat erection dan pemasangan genteng tidak ada salahnya berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat, mulai dari kontraktor/owner dan aplikator baja ringan untuk mendapatkan hasil yang maksimal
Sumber : Google
Post A Comment:
0 comments: